Sobat goozir, membaca berita di salah satu media onlinebesar di Indonesia, menurut pendapat Bapak Busyro Muqoddas sebagaimana dimuat di media tersebut bahwa “ konflik itu seolah –olah terjadi antara KPK dan Polri, sengaja diciptakan oleh pebisnis-pebisnis busuk migas. Mereka tidak suka dengan tindak tanduk KPK dan Polri”
“sistem korupsi di migas yang terstruktur dan tersistem dimainkan oleh pebisnis-pebisnis busuk, birokrat, politisi, bahkan ada unsur asing” .“buktinya, , saat Kapolri dijabat Pk Sutarman, dan Suhardi Alius menjadi Kabareskrimnya, dua lembaga baik baik saja”
Itulah kutipan yang saya petik dari media online tersebut. mungkin itu merupakan pendapat dari beliau Bpk. Busyro Muqoddas. Kita sebagai rakyat biasa yah mau beropini juga takut. Ntar di tangkep. Tapi saya mau sedikit beropini ga salah dong. Andaikan pendapat Bapak Busyro benar, berarti sungguh banyak pihak terlibat dalam hal ini dan institusi KPK dan Polri menjadi korban kebiadaban mereka, itu artinya para mafia migas memiliki pengaruh baik secara ekonomi hukum dan regulasi di Indonesia.
Kalau Indonesia masih terkungkung oleh para mafia migas maka kapan masyarakat akan sejahtera. Hal tersebut dapat dilihat dari dampak kenaikan dan penurunan harga BBM. Saat harga BBM naik harga sembako naik, ongkos angkutan naik dan segala kebutuhan juga naik, namun sebaliknya saat BBM turun, penurunan harga bahan pokok, ongkos transportasi dan lainnya tidak terlalu siginifikan dibandingkan saat kenaikan harga BBM terjadi. Ibaratnya saat naik harga BBM harga bahan pokok dan lainnya naik 1000 perak namun saat bahan bakar minyak turun penurunnya paling hanya 500 perak. Apa lagi yang katanya harga keekonomisan bahan bakar minyak belum betul. Misal harga keekonomisannya 5000 tapi di SPBU mencapai 8000 perak . padahal untung diambil Cuma 20 % sedangkan transport BBM dah bayar pemerintah (yang subsidi).
Itulah lika liku BBM, belum lagi di pertambangan dan gas yang saya tidak tahu.
Mungkin itu dulu opini yang bisa saya share. Semoga berguna….