Sobat goozir, demo buruh lebih kental kepada ketidakpuasan buruh dengan upah atau penetapan upah. Saat demo inilah buruh menyampaikan aspirasinya. Di sisi lain demo buruh sering dipojokan dengan pemberitaan media masa tentang motor mahal yang dipakai oleh buruh. Setiap terjadi aksi buruh sering media mengangkat berita motor mahal yang dipakai buruh.
Apakah buruh tidak boleh pakai motor mahal?
Dimana ada motor murah? Bagi saya yang juga seorang buruh, motor ga ada yang murah bro. Motor harganya jutaan. Saya beli motor juga kredit dan hampir 1/3 gaji buat nyicil motor. Sisanya buat makan , bayar kontrakan, dan sedikit nabung. Itu lajang bro gimana yang sudah berumah tangga? Punya anak sekolah, istri cuma ibu rumah tangga. Namun kenapa motor yang di pakai demo buruh selalu menjadi bahan pemberitaan? Buruh demo nunggang Ninja, buruh demo nungang CBR, buruh demo nunggang R25 n soon.
Buruh memiliki latar belakang berbeda dan memiliki masa kerja berbeda. Setiap buruh memiliki latar belakang yang berbeda beda, ada yang orang tuanya kaya, ada yang punya kerja sambilan, ada yang dapat warisan, ada yang punya usaha sambilan dan lainnya.
Buruh memiliki masa kerja yang berbeda beda, ada yang baru 1 tahun, ada yang baru 2 tahun , ada yang baru 5 tahun dan ada yang lebih dari 10 tahun. Di tambah dengan status buruh yang mungkin sudah tetap. Dengan masa kerja yang berbeda dan kebijakan skala upah dari masing masing perusahaan yang berbeda maka jelas penghasilan buruh berbeda pula.
Dari semua faktor tersebut, apa masih perlu diperdebatkan dan dibesar besarkan dalam sebuah berita soal motor mahal milik buruh? Dan berpolemik dengan demo dan nunggang motor mahal. Bisa saja motor tersebut kredit, bisa juga motor tersebut beli dari harta warisan, bisa saja motor tersebut dibelikan oleh orang tua, bisa juga motor tersebut dibeli dari bonus yang diperoleh dan lainya.
Demo buruh dengan menunggang motor mahal harusnya bukan menjadi sebuah berita yang seakan akan memojokan buruh, udah nunggang motor mahal masih nuntut gaji lebih tinggi atau masih saja tidak puas dengan UMK yang ada. Selama orang masih kerja dengan orang lain masih punya atasan maka dirinya masih buruh. Ada buruh berdasi, buruh berjas, buruh bermobil alpard, buruh bermotor mahal. Bukan berarti motor motor mahal menjadi indikasi buruh sudah sejahtera. Kalau buruh sudah sejahtera, buruh tak akan demo.
Itu sekedar opini pribadi penulis, yang merasa pemberitaan soal buruh dan motor mahal serasa memojokan buruh, yang sebenarnya hanya membela diri untuk hidup layak dan sejahtera. Buruh memang unik upah diatur pemerintah, KHL di survei pemerintah, jumlah KHL di tentukan pemerintah. Namun penentuan UMK masih tampak berpihak kepada pengusaha. Pemerintah seakan tidak tahu, bagaimana susahnya menjadi buruh. Hutang sana sini buat makan. Rela makan 2 kali sehari biar bisa bayar cicilan motor. Giliran pejabat, tunjangan aja puluhan juta, mobil inventaris ga mau harga 100 juta. Dan mudah saja mendapatkan hal tersebut, ajukan angaran ketok palu BERES. Duit dari mana? duit dari PPh 21…Duit dari buruh… giliran buruh minta naik UMK 400 ribu harus panas panasan, terkadang harus bentrok, triak triak dijalanan. Pakai motor mahal di bully di media.
Kapan buruh mau sejahtera…? Jika regulasi masih menguntungkan segelintir pihak. ditambah lagi dengan aturan pengupahan sekarang yang di hitung dengan inflasi dan pertumbuhan ekonomi. paling banter tiap tahun naik 11%. kalau dulu bisa sampai 20%. Memang naik 10 % setahun kalau gaji 100 juta udah 10 juta sendiri, nah ini buruh gaji 3 juta naik 10 % ya cuma 300rb. Beras berapa sekarang? popok berapa? minyak, sayur, gula, dll. Yang lajang beli di warteg makan tahu tempe pake sayur + teh manis sudah 10rb. sehari makan 3 kali sudah 30rb, sebulan? cicilan motor 1 juta. sisa 1 juta bayar kontrakan, beli token listrik beli pulsa hp. beli bensin. beli roko, beli parfum, beli sabun mandi, beli shampo, beli sabun cuci. Sudah ga da sisa… kapan nabung? Kapan buruh mau sejahtera? keburu kiamat…
maaf terlalu bersemangat…
Semoga berguna…